Artificial intelligence atau kecerdasan buatan terus dikembangkan dalam rangka memudahkan kehidupan manusia. Di sektor keamanan, penggunaan AI face recognition juga terus dioptimalkan, dan diteliti seiring berjalannya waktu agar dapat semakin optimal secara praktis.
Fitur ini sendiri banyak dibutuhkan dalam berbagai jenis bisnis, untuk membantu proses verifikasi user yang menjadi pengguna bisnis tersebut. Dengan bantuan teknologi AI, proses pengenalan wajah akan semakin cepat namun akurasinya terjaga, sehingga hasil akhir proses yang berjalan akan meningkat kualitasnya.
Jika berbicara mengenai teknologi AI face recognition di masa sekarang, optimasinya dinilai telah cukup baik. Kini, kecerdasan buatan yang disematkan dalam fitur pengenalan wajah dapat mendeteksi wajah dalam hitungan detik saja, dan dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Kemampuan ini diperoleh dari pengembangan teknologi AI yang dapat terus ‘belajar’ untuk mengenali wajah seseorang, dengan mempertimbangkan setiap karakter dan profil wajahnya. Tidak heran jika kemudian teknologi ini digunakan pada setiap aplikasi yang menyediakan layanan terkait keuangan dan data pribadi, sebab akurasinya dalam melakukan verifikasi tergolong sangat tinggi.
Tidak hanya diterapkan untuk melakukan verifikasi pengguna melalui ciri biometriknya saja, Anda dapat dengan mudah menemukan teknologi ini pada berbagai media sosial atau layanan website. Misalnya saja saat Anda ingin membuat stiker di WhatsApp, deteksi wajah dapat dengan mudah digunakan untuk membuat citra yang mirip dengan Anda.
Di sisi lain banyak layanan website yang menggunakan teknologi ini sebagai salah satu bentuk hiburan, dengan mendeteksi wajah user dan mengubahnya dalam berbagai versi. Memang hal ini tujuannya sekedar pada titik hiburan saja, namun jika dikembangkan, boleh jadi di masa depan ruang digital juga akan dipadati oleh ‘persona’ masing-masing user dalam bentuk avatarnya masing-masing bukan?
Bidang lain yang juga menerapkan AI face recognition adalah pada sistem presensi perusahaan. Fitur ini memungkinkan presensi dilakukan lebih cepat, akurat, dan efektif, serta menekan kemungkinan terjadinya presensi yang tidak sesuai aturan.
Sistem pemindai dapat diintegrasikan dengan kamera smartphone atau perangkat lain, guna mengenali karyawan dari profil wajah yang dipindai. Sistem akan dapat mencocokkan data masukan dengan data yang sudah dimiliki, dan pemalsuan presensi dapat ditekan dengan signifikan.
Hal ini juga memudahkan karyawan karena tak perlu mengakses terlalu banyak perangkat. Cukup menghadap pada perangkat pemindai, dan menunggu prosesnya beberapa detik saja.
Setiap pelaku usaha yang telah menerapkan teknologi ini paham benar manfaat yang diberikan kecerdasan buatan dalam melakukan pengenalan wajah. Hal yang sama juga terjadi pada risikonya, yang belakangan dinilai semakin meningkat.
Teknologi AI face recognition terus dikembangkan agar dapat menambal tantangan yang dihadapinya, di satu dan lain hal. Diprediksi masa yang akan datang akan berorientasi pada penggunaan teknologi AI secara maksimal.
Belajar dari beberapa kesalahan identifikasi dan pengenalan yang terjadi akibat penggunaan teknologi ini, maka kemampuan identifikasi dan verifikasinya terus dikembangkan. Diprediksi untuk masa yang akan datang, face recognition dapat membantu aparat penegak hukum dalam mengidentifikasi pelaku kriminal dan melakukan penangkapan dengan cepat.
Hal ini termasuk pengenalan wajah yang menggunakan aksesoris, pengenalan wajah dari berbagai sisi secara sebagian, dan lain sebagainya.
Optimasi AI face recognition juga akan dioptimalkan untuk pemasaran yang lebih terarah. Di titik-titik strategis, media pemasaran dapat dipasang dan diintegrasikan dengan perangkat pemindai sehingga sistem dapat mengidentifikasi usia, jenis kelamin, dan preferensi produk yang mungkin sudah terdata.
Dengan demikian konten pemasaran yang disajikan akan disesuaikan dengan hasil pengenalan yang dilakukan sistem. Hal ini memicu efisiensi pemasaran yang lebih baik, dan hasil penjualan yang meningkat.
Bahkan pada proses lebih lanjut, sistem juga dapat menyajikan percobaan produk yang lebih sesuai dengan pelanggan yang dideteksi.
Disampaikan dalam research.aimultiple.com, sedikitnya terdapat empat tantangan yang harus dihadapi teknologi ini di tahun 2023. pertama terkait akurasi, kemudian keamanan, etika penggunaan, dan peluncurannya di perangkat user.
Bagus kalau di terapkan di Indonesia
Beri Komentar